Jumat, 27 Juli 2018

Tania Bercerita : AKU !


Senin, 15 Januari 2018 #Taniabercerita 08:38

Hallo, Assalamualikum.

Sampai saat ini aku seperti orang yang tidak tau kemana arah dan tujuan hidupku, aku bingung, aku berubah dalam waktu sepersekian detik menjadi berbeda, aku seperti sepi. Sometimes, aku merasa aku menggebu-gebu akan apa yang aku lakukan, namun akhirnya aku tidak pernah tau apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Semua mengalir tanpa tau kemana ia akan bermuara. Saat ini, entah mengapa kamar mandi adalah tempat favoritku, ia seperti sahabat bagiku. 

Aku merasa aku seorang diri. Tidak ada yang benar-benar mengerti aku. Semua orang meninggalkan aku. Aku bilang aku akan berubah, tapi apa yang sudah aku lakukan? Aku hanya mengulang kegiatan bodoh selama 18 hari ini. Aku bilang pada diriku sendiri bahwa aku akan belajar lebih giat karena aku tidak pernah ingin mengecewakan mama dan papa. Tapi sejauh ini aku merasa aku ingin melakukan apa yang benar-benar ingin aku lakukan. Satu langkah ragu-ragu, aku mulai memposting beberapa tulisan di salah satu acc instagram yang telah aku buat, meski itu hanya quotes. Hal semudah itu saja aku tidak konsisten, bagaimana dengan sebuah tantangan yang lebih besar? Wah aku kembali merasa seperti orang paling bodoh. 

Aku ingin mengatakan bahwa aku benci dengan situasi ini, situasi yang menyudutkan diriku sendiri, tetapi pelakunya adalah aku. Aku benci, aku cemburu, aku kesal, aku.. ya aku tidak tau lagi. Aku habiskan 18 hari ini seperti terbuang sia-sia, semalam aku merenung, apa yang harus aku lakukan agar keluar dari situasi menyebalkan ini? Aku sadar satu hal, mengapa aku tidak menulis? Ya, sekarang aku menulis dan aku juga menonton, aku rasa aku tidak butuh subtitle lagi jika ingin bahasa inggrisku lebih keren. 

Saat aku menonton, aku sadar akan satu hal. Aku bahkan tidak pernah menikmati apapun yang aku tonton. Aku hanya ingin tau akhir dari ceritanya tanpa tau siapa yang ada dibalik layar film tersebut. Ini seperti bentuk diskriminasi, terlihat seperti aku tidak menghargai mereka. 18 hari di bulan januari yang tidak cukup dikatakan sebagai hari-hari menyenangkan, I did not enjoy all the times. Aku tidak percaya aku bertindak bodoh seperti ini, kacau! I am officially 23 years old this month, and I was bad. 

Bagaimana rasanya membaca tulisan ini? Sampai jumpa di #Taniabercerita selanjutnya. Salam cantik, Tania.

Selasa, 05 September 2017

FAMILY

Hallo, Assalamualaikum cantik.

Setiap hal yang terjadi tentu saja memiliki sebuah alasan, termasuk “kenapa aku jatuh cinta kepadamu?” seperti itulah perumpamaannya. Banyak hal yang ingin aku sampaikan namun terhalang oleh sebuah rasa yang entah aku sendiri tidak tau apa namanya. Setiap kali aku berpikir, aku berharap dapat menuangkannya menjadi sebuah tulisan. Nihil? Semua hal yang aku pikirkan tiba-tiba saja membeku dalam pikiran, ia menolak untuk di tuangkan menjadi sebuah tulisan. Terkadang aku menerka-nerka, mengapa hal yang nyatanya sangat mudah menjadi begitu sulit? Seperti ingin menulis tapi nyatanya tidak aku lakukan sama sekali. Aku mengingat kembali hal-hal yang telah aku lakukan sebelumnya, aku merangkainya menjadi kalimat yang indah tapi itu dia masalahnya, saat aku benar-benar ada di depan laptop aku menjadi ling-lung seperti tak tau arah. Harus aku mulai darimana? 
Ya, hari ini aku ingin bercerita sedikit dan kalaupun nanti jadi banyak itu sungguh seperti sebuah mukjizat tuhan. Keluarga, satu kata yang kalau ingin di jabarkan entah harus dari mana memulainya. “No matter what happen, family is the best way to go. The best place to stay.” Singkat saja tapi cukup jelas bukan? Tidak usah memikirkannya dengan sangat berat, keluarga tidak butuh definisi yang terlalu panjang untuk hal itu. Yang jelas, no one can understand you like who you are, family is the answer. Banyak orang bilang tau segalanya tentang kita tapi nyatanya mereka tidak benar-benar tau bahkan tidak tau apapun. Aku paling mengerti orang seperti apa diriku, ibuku, ayahku dan adik laki-lakiku. Orang yang paling mengerti apapun kenyataan hidup yang terjadi padamu hanyalah keluargamu “ayah, ibu, dan saudara kandungmu”.

Banyak yang bilang ayah dan ibu seperti ini dan itu, ini mungkin bukan sebuah penjelasan tapi ini sebuah jawaban atas pertanyaan yang mungkin saja banyak timbul di benak masing-masing orang. Bapak memang terkenal keras di mata siswa dan siswi-nya, tapi jangan pernah salah dalam hal menerka. Beliau adalah orang yang paling hebat menurut versi kami di dalam keluarga. Terang saja aku katakan begitu, lihatlah beliau dengan seksama. Beliau tidak pandang buluh kok, apa kalian pikir beliau hanya keras kepada siswa siswi-nya saja? Tidak, itu salah besar. Kalian belum tau apa yang akan ia lakukan kalau aku dan adikku benar-benar melakukan kesalahan. Tentu saja aku pernah menerima apa yang kalian terima. Tenang saja, semua masih dalam batas wajar. Beliau terlalu hebat sampai-sampai aku tidak tau ingin menggambarkan sosok beliau seperti apa.

Cobalah berkaca sebentar, kalian bebas tertawa atau mengataiku apapun tapi tidak usah katakan hal-hal buruk itu kepada ayah dan ibuku. Bapak memang melakukan banyak hal yang bisa kalian olok-olok tapi coba lihatlah diriku, beliau berhasil menyekolahkanku bahkan lebih tinggi dari ekspektasi. Bapak melakukan ini dan itu demi aku, ibu, dan adikku. Ini bukan untuk jadi bahan lelucon. Apapun hal yang dia lakukan, aku yakin satu hal “halal”. Semuanya halal meski hanya menjual ini dan itu, tentu saja gaji seorang guru tidak cukup untuk menyekolahkan seorang anak, apalagi dua anak? Lihat saja di ibukota, biaya sekolah anak SD berkelas mungkin setara dengan biaya sekolah sarjanaku. Aku boleh saja tersenyum dan tertawa ketika banyak orang berkata ini dan itu tentang bapak, ya mungkin saja yang kalian ingat bahwa beliau penjual. Kalian lupa satu hal, beliau adalah seorang guru. Mengapa yang membekas hanya satu sisi saja?

Kalian memang belum benar-benar tau sesuatu, aku saat ini menangis tersedu-sedu mengulang kembali memori masa kecilku. Teringat disaat masa-masa sulit beliau sehingga beliau berhasil seperti saat ini. Nilai-nilai itu kini ku genggam erat, dan satu janjiku pada diriku “kan ku buat mereka (bapak dan ibu) BAHAGIA”. Dari yang dulunya jalan kaki kemudian mengayuh sepeda sampai beliau bisa membelikan aku dan adikku sepeda motor, terkadang rasanya seperti mimpi saat aku mengendarai sepeda motor tapi rupanya itu kenyataan. Bukankan itu perubahan pesat? Dari yang dulunya numpang hidup di rumah orang hingga punya rumah sendiri, kalau saja bayarnya cash tapi semua di cicil sedikit demi sedikit. Dari yang hanya membangun dasarnya saja, terus temboknya baru deh atapnya. Itupun belum seperfect rumah orang-orang lain, pelan-pelan.. sedikit-sedikit.. semuanya begitu membekas dalam ingatan. Benar kan kata-kataku? Kalian tidak benar-benar tau tentang kami.

Dari berbagai rasa, tidak ada rasa yang bisa mengungkapkan perasaan apa yang ingin aku sampaikan untuk ayah dan ibu. Semuanya jelas adalah rasa CINTA. Cinta yang tiada taranya, cinta yang tidak ada batasnya, cinta yang begitu tulus. Semua sebanding dengan cinta yang mereka berikan kepada aku dan adikku, kami berdua di besarkan dengan cinta dan penuh kasih. Papa dan mama memposisikan diri mereka bukan hanya sebagai orangtua namun juga guru dalam madrasah rumah tangga. Seorang anak yang sukses tidak lepas dari do’a dan dukungan dari kedua orangtua-nya. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal kepada aku dan obit, tentu saja pelajaran berharga itu hadir dari kedhidupan kita bersama. Keluarga adalah tempatmu kembali pulang. I can see the way they looked at me, pure love! They showed me love so I showed them love also. 

Minggu, 03 September 2017

Lirik lagu "Biar aku yang pergi - Alvaro Maldini"


Lirik lagu: Biar Aku Yang Pergi

tak kusangka semua seperti ini
semua yang indah berubah jadi sirna
tak habis pikir kau tega seperti ini
meniggalkan aku tanpa suatu kepastian

ku hanya bisa berharap kau bahagia disana
dengan dia pilihanmu walau dia sahabatku

biar aku yang pergi
biar aku yang tersakiti
biar aku yang berhenti
berhenti mengharapkanmu

oh Tuhan kuatkan aku menerima semua ini
jika dia memang untukku
ku harap kembalikan dia padaku

ku hanya bisa berharap kau bahagia disana
dengan dia pilihanmu walau dia sahabatku

biar aku yang pergi, biar aku yang tersakiti
biar aku yang berhenti
berhenti mengharapkanmu

oh Tuhan kuatkan aku menerima semua ini
jika dia memang untukku
ku harap kembalikan dia padaku

biar aku yang pergi, biar aku yang tersakiti
biar aku yang berhenti
berhenti mengharapkanmu

oh Tuhan kuatkan aku...
jika dia memang untukku
ku harap kembalikan dia padaku

aku yang berhenti kuatkan aku
jika dia memang untukku
ku harap kembalikan dia padaku
oh Tuhan kembalikan dia padaku

Senin, 21 Agustus 2017

Tania's Journey : Puasa-puasa ke Malang

Hallo, Assalamualikum cantik.

Selamat membaca cerita perjalananlku. Cerita kali ini adalah tentang perjalanan aku ke Malang, kota cantik yang ada di Jawa Timur. Siapa yang nggak tau  Malang? Coba unjuk jari kalian!! Aku yakin yang nggak tau Malang itu hanya nol koma berapa persen gitu. Sebenarnya aku cuma mau main ke Malang, tapi berhubung tempat wisata yang paling banyak ada di Batu jadilah aku keliling Batu dan Malang.  Sebelumnya, aku nggak ada rencana main keman-mana setelah dari Semarang. Kebetulan aku sedang pulang ke rumah mbah yang ada di Jember, dan salah satu temen SMA aku bilang “Sejak kapan di Jember? Main-main ke Malang dong, kan deket tuh. Cuma berapa jam doang kok”. Akhinya aku minta izin ke papa dan mama tentang rencana main tersebut.
Akumermberitahukan papa dan mama bukan dengan niatan bakal di kasi duit, enggak sama sekali karena aku sudah punya duit tabungan sendiri. Selama di Semarang aku belajar untuk tidak boros, jadi duit jajanku masih banyak. Karena sebelumnya tidak pernah pergi ke Malang, aku searching berapa harga tiket kereta. Buat teman-teman kalau hendak jalan-jalan, kalian harus tau mau berangkat pakai transportasi apa. Misalnya naik kereta, kalian harus cari tau kereta tujuan kota tersebut berangkat jam berapa. Jadwal keberangkatan kereta dari Jember – Malang hanya ada di pagi hari saja, tidak ada keberangkatan lagi setelah itu. Harga tiket hanya 70rb, kalian bisa cek di traveloka.com atau tiket.com (kalau aku biasanya traveloka). Kesalahan terbesarku adalah aku lupa mengecek tiket Malang – Jember, jangan di tiru ya teman-teman.
Aku berangkat satu hari sebelum puasa, ya ampun puasa-puasa kok malah main gini. Aku nggak mungkin untuk mengundur keberangkatanku, karena pertengahan bulan aku harus balik ke Semarang.  Aku hanya pergi selama 3 hari, cukup singkat untuk ukuran jalan-jalan. Aku berangkat naik bus dari rumah mbah hanya dengan membayar 10rb, sesampai di stasiun Rambipuji – jember aku menunggu beberapa menit sebelum kereta yang akan membawaku ke Malang berhenti. Butuh waktu 5 jam untuk bisa sampai ke Malang, rasanya memang seperti mimpi. Kota Malang adalah kota kelahiran mama, mama sempat tinggal di Malang hingga akhirnya harus pindah ke Bima – NTB. 
Nggak kuliah di Malang bukan berarti aku nggak akan menginjakkan kakiku ke Malang bukan? Okay, day 1 aku habiskan dengan berkumpul bersama teman-teman SMA. Aku, Tiara, Akbar, Nanda, dan juga Pungky hanya duduk sambil bersenda gurau mengingat kembali masa-masa SMA yang pernah kami habiskan bersama. Kami mungkin berkumpul di kota rantauan tapi rasanya seperti di Kota sendiri. Day 2 kami berencana pergi ke Kota Batu, tentu saja dalam keadaan sedang berpuasa. Bukankah menyenangkan? Sebut saja kami melakukan rutinitas bulan puasa yang biasa disebut “ngabuburit”. For your information adalah Kota Malang dan Kota Batu itu berbeda, Batu berpisah dari Malang dan membentuk Kota sendiri. Kami pergi ke rumah pohon yang ada di kawasan Batu, begini nih hasil jepretan bung Akbar mengabadikan momentku.


                                                            [Akbar - Aku - Nanda - Tiara]

Dari rumah pohon kami melihat-lihat lokasi paralayang, kebetulan sekali masih dalam satu kawasan dengan rumah pohon. Kalau saja hari itu hujan tidak turun, aku pastikan bahwa aku menjadi salah satu orang yang akan mencoba paralayang. Karena waktu menunjukkan sebentar lagi berbuka puasa, kami memutuskan berbuka di Alun-alun Kota Batu. Suasana yang begitu ramai membuat kami kebingungan, mau makan apa dan duduk dimana? And I felt so sad, ngerepotin banget datang di saat bulan ramadhan. Ini dia foto yang berhasil bung Akbar abadikan ketika kami berada di Alun-alun Batu.


Rasanya remuk sekali badanku tetapi nggak berhenti disitu saja, aku dan Tiara mencari kos adik perempuanku yang merupakan anak dari adiknya mama yang kebetulan kuliah di Unibraw Malang. Butuh kesabaran untuk menemukan tempat itu, sempat nyasar beberapa kali tapi untungnya berhasil juga. Tiara emang the best banget, dia jemput aku di stasiun, dia ngasi aku tempat istrahat gratis, dia nganter aku jalan-jalan. I love her, emang dulu dia temen dekat aku saat SMA dan kami duduk sebangku. And I proud of her, belum wisuda tapi sudah bisa nyari duit sendiri dengan cara mengajar. Ini dia foto aku dan Tiara, Tiara cantik bukan?

 [Me - Tiara]

Malam itu sahur kedua kami, rasanya kayak nggak puasa aja karena bangun pagi-pagi kemudian jalan-jalan, seperti hari-hari biasa. Day 3 aku dan Tiara ke pasar Tiban, katanya disana murah-murah dan aku berhasil bawa pulang sepasang sepatu yang super lucu. Keliling pasar kemudian masuk ke matahari, masuk ke Ramayana, kesana kemari kayak orang yang punya duit selangit hahaha. Jatuh hatilah daku ini dengan sepatu buatannya Yongki Komaladi, yang niatannya Cuma lihat dan jalan-jalan berakhir dengan beli sepatu. Kebetulan yang tidak terduga-duga lagi adalah Alun-alun Malang bersebelahan dengan pasar Tiban, jadilah kami berdua jalan kaki untuk mengabadikan sebuah moment dengan maksud foto-foto. 
Hari itu hari minggu dan sungguh pemandangan yang jelas di berikan adalah gerombolan-gerombolan orang yang tentu saja sama seperti kami “berfoto”. Ini dia foto ala-ala dari aku untuk kalian semua. Eitsss nanti saja ya, setelah puas melihat Alun-alun Malang Tiara mengajak aku pergi ke kmpung warna-warni, sialnya hari itu hujan turun lagi. Berteduh disana hingga keadaan memungkinkan dan tak terasa waktu berbuka semakin dekat. Aku dan Tiara hanya sempat berfoto dari luar saja, kami punya janji berbuka puasa dengan adik sepupuku. Kalau makan-makan biasa ya tidak apa-apa jika terlamabat, tapi ini berbuka puasa. Ini potret ceriaku berada di Alun-alun Malang dan kampung warna-warni yang ada di Jodipan. 

 [Me @Alun-alun Malang]

 [Me @Taman Kota Malang]

 [Me @Kampung Warna-Warni]

Yeayyyyyy finally ketemu sama sepupu cantik dan ganteng, jarang-jarang ketemu mereka karena tinggal di kota yang berbeda. Kami makan di sebuah tempat yang Alhamdulillah makanannya tidak mengecewakan, sesuai harganya karena mahal untuk ukuran anak rantau. Belum kenyang saja rasanya sehingga kami memutuskan pergi ke Citos, sebuah tempat perbelanjaan. Yang terjadi adalah kami makan lagi, lagi dan lagi. Hari makan sedunia kayaknya ya. Itu juga sekalian pamitan karena besok pagi aku harus pulang ke Jember, takut di marah-marahi karena kemarin janjinya hanya 3 hari saja. 

Aku pulang menggunakan bus dengan biaya sedikit lebih murah daripada kereta yakni 60rb. Seperti kataku tadi, aku lupa mencari tahu keberangkatan kereta dari Malang – Jember yang ternyata berangkat sekitar pukul 15.30 WIB dan sampai Jember tengah malam, aku nggak mau repot untuk mencari kendaraan di malam hari. Aku putuskan menggunakan bus, biasanya juga pakai bus kok.. kan tumben naik kereta. Dan sampai disini saja ceritaku, mana ceritamu? Sampai jumpa di cerita jalan-jalan berikutnya. See ya!

Salam cantik, Tania.