Minggu, 21 Desember 2014

Menulis di kala Muda


Hallo, Assalamualiakum cantik.

Menulis merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh telinga kita. Menulis adalah kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Tidak semua orang mampu atau bahkan memiliki keinginan untuk mengungkapkan  bentuk rasa atau ekspresi yang ia miliki ke dalam selembar kertas putih menggunakan tinta hitam atau bisa saja dengan gadget yang setia dibawa kemana-mana. Banyak orang terikat dengan aturan tersebut, anggapan seperti inilah yang menjadi dilemma bagi sebagian kalangan yang tak faham terkait menulis. Hakikatnya, menulis adalah perihal yang teramat menyenangkan, menulis tak perlu terikat aturan, atau bahkan harus terpaku dalam suatu judul yang ditentukan, menulis cukup mengikuti alur yang ada dalam fikiran kemudian menulisnya, sederhana sesuai pengertiannya. Semua dimulai dari hal-hal kecil yang kemudian menjadi habits. Memulai sesuatu itu lebih baik daripada tidak pernah mencoba sekalipun. 
Tanpa disadari, kita semua mampu untuk menulis akan tetapi kita tidak pernah memiliki kesadaran akan hal tersebut. Kita sebagai generasi muda merupakan harapan bangsa untuk menggerakkan daya berpikir cerdas demi menjadikan bangsa yang selanjutnya utuh. Banyak yang bertanya, aku ini mau jadi apa? Penulis! Jawaban yang cukup tegas. Tidak pernah sedikitpun terlintas untuk menjadi seperti itu. Sebagai generasi muda yang jujur, ada yang dengan lantang menyuarakan bahwa ia tidak mampu menulis. Seakan-akan ingin menelanjangi dunia, menunjukkan pada semesta bahwa menulis itu perlu konsentrasi yang utuh.
“Bagaimana aku mampu menjawab masa mudaku ini dengan menulis? Menulis, yang benar saja? Masa muda itu masa dimana kita bebas mengaktualisasikan diri seperti yang kita inginkan. Kenapa harus dengan cara menulis? kita mampu menjawab masa muda tanpa menulis, bahkan mungkin lebih baik daripada sebuat tulisan.” Tidakkah pernah terlintas dalam benak kita semua bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa dengan mudahnya terperdaya oleh segala-galanya. Ini tidak terlepas dari pola asuh orang tua, secara tidak langsung mendayagunakan generasi penerus bangsa itu menjadi generasi yang tidak berguna dan kemungkinan terbesarnya adalah generasi bangsa ini akan lenyap. 
Kubur dalam-dalam cara berpikir yang mengatakan bahwa kita tidak punya ide untuk membuat sebuah tulisan yang akan di tulis, tidak mampu menuangkan kata-kata ke dalam bentuk tulisan, malas untuk melakukannya, menulis itu hanya mebuang-buang waktu, menulis tidak menghasilkan apa-apa, tidak suka atau tidak hobby menulis. Hampir semua orang mengatakan beberapa alasan tersebut, padahal jika mereka tahu kalau menulis itu bisa menambah wawasan dan bisa membuat perasaan menjadi tenang, wah.. mungkin banyak penulis yang handal terlahir.
Sebenarnya sudahkah anda pernah mendengar atau membaca bahwa dengan menulis kita bisa menghasilkan sesuatu yang kita kenal dengan sebutan uang? Itu hanya dengan modal duduk ditemani PC. Jadi, menulis bisa menjadi profesi yang setiap saat menghasilkan uang. Menyenangkan bukan? Terkait dengan masa muda, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperkaya diri. Bukankah karakter dari setiap individu mulai terbentuk dan setiap individu itu merupakan individu yang unik. Manfaatkan waktu di masa muda ini dan langkahkan kaki untuk selangkah lebih maju dari siapapun. 
Tulisan yang berupa kisah inspiratif, cerpen, puisi, humor ataupun sosok inspiratif bisa di kemas dengan se-menarik mungkin agar jiwa-jiwa yang lemah dari belahan bumi pertiwi ini mampu bangkit dari keterpurukan dan menjadikan ketidakberdayaan itu jauh dari penglihatan. Sehingga masa muda ini jauh lebih bermanfaat, tunjukkan pada dunia bahwa generasi muda mampu menulis dengan baik dan menjadikan setiap tulisan-tulisan itu sebagai sebuah jawaban atas apa yang kini telah di emban, ya sebagai seorang pemuda dan pemudi.

Salam cantik, Tania.

Jumat, 05 Desember 2014

Kebab Lovers

KE… to the BAB… KEBAB! Bukan ke-BAB selanjutnya… hehe

Aku terinspirasi menulis cerita ini karena sebelumnya perlu kalian ketahui.. Aku tidak pernah makan Kebab. Maklum saja, anak kos jarang makan yang mewah-mewah. Jadi, ini pure review aku tentang bagaimana rasanya makan Kebab. Tapi pada akhirnya aku adalah penyuka makanan asal Turkey tersebut. Ada yang tau apa itu kebab? Kebab itu makanan cepat saji yang cukup murah meriah (menurut aku). Baiklah, berikut penjelasan singkat apa itu Kebab.

Kebab atau bisa juga disebut kebap, kabab, kebob, kabob, kibob, kebhav, atau kephav adalah sebutan untuk berbagai hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk memakai tusukan atau batang besi. Daging yang umum dipakai untuk kebab adalah daging domba dan daging sapi, atau kadang-kadang daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Namun yang sering kita jumpai di Indonesia adalah Kebab dengan daging sapi.
Ini nih yg namanya KEBAB...


Dari gambarnya sih kelihatan enak, dan of course enak banget. Nggak pernah terbayang sebelumnya kalau pada akhirnya aku keseringan makan Kebab, hampir setiap hari mau makan Kebab. Just because the taste was good! KEBAB! KEBAB! KEBAB! Hanya itu yang ada di pikiran aku setiap hari. KEBAB QUEEN yang ada di dekat Rumah Sakit Islam Kota Mataram adalah tempat favorite aku untuk makan Kebab. I don't know why. Padahal kenyataannya, hampir semua sudut Kota Mataram ada pedagang kebab-nya, dan hampir semuanya sudah pernah aku coba. hehehe

Aku paling suka Kebab dengan daging sapi, tentu saja yang banyak sambelnya dan jangan lupa pakai mayones (tapi tergantung selera sih). Rasanya mantap dah! Aku bisa habisin 3 kebab sekali makan. hehehe Berminat mencoba? Semoga saja suka.

Sekian cerita ala-ala KEBAB LOVERS, semoga bermanfaat.
 
Salam cantik, Tania.