Ya Rabb...
Jangan buat hatiku mati, ketika dosaku belum terampuni oleh-Mu.
Jangan buat mataku buta, ketika melihat orang lain tertimpa musibah.
Jangan buat telingaku tuli, ketika ibu dan bapak memanggilku untuk pulang menengoknya jika mereka sudah tua nanti.
Jangan buat kaki ku lumpuh, ketika aku sedang ingin berlama - lama dapat bersujud dan merintih dihadapan-Mu.
Aku Menangis karena rasa cinta pada-Mu.
Aku Menangis karena rasa takut kepada-Mu.
Dan Aku menangis karena berharap hanya kepada-Mu.
Karena tangisan berawal dari ilmu dan ketakwaan. Dan takwa tempatnya di hati.
Teguhkanlah hatiku ya Rabb... Untuk selalu mengingat-Mu dalam keadaan Susah maupun Senang.
Jangan buat aku terlena dengan nikmat dunia yang fana ini.
Berikan aku sedikit teguran melalui ujian dari-Mu. Dan hidupkan hatiku untuk dapat peka akan teguran-Mu yang KAU kirimkan melalui malaikat-Mu.
Al-Imam Fudhail bin 'Iyyadh rahimahullah berkata, "Menangis itu bukanlah dengan tangisan mata (saja). Akan tetapi dengan menangisnya hati. Sungguh, ada seseorang yang terkadang kedua matanya menangis sementara hatinya mengeras. Karena tangisan seorang munafik adalah dengan kepalanya bukan dengan hatinya."
Jangan buat hatiku mati, ketika dosaku belum terampuni oleh-Mu.
Jangan buat mataku buta, ketika melihat orang lain tertimpa musibah.
Jangan buat telingaku tuli, ketika ibu dan bapak memanggilku untuk pulang menengoknya jika mereka sudah tua nanti.
Jangan buat kaki ku lumpuh, ketika aku sedang ingin berlama - lama dapat bersujud dan merintih dihadapan-Mu.
Aku Menangis karena rasa cinta pada-Mu.
Aku Menangis karena rasa takut kepada-Mu.
Dan Aku menangis karena berharap hanya kepada-Mu.
Karena tangisan berawal dari ilmu dan ketakwaan. Dan takwa tempatnya di hati.
Teguhkanlah hatiku ya Rabb... Untuk selalu mengingat-Mu dalam keadaan Susah maupun Senang.
Jangan buat aku terlena dengan nikmat dunia yang fana ini.
Berikan aku sedikit teguran melalui ujian dari-Mu. Dan hidupkan hatiku untuk dapat peka akan teguran-Mu yang KAU kirimkan melalui malaikat-Mu.
Al-Imam Fudhail bin 'Iyyadh rahimahullah berkata, "Menangis itu bukanlah dengan tangisan mata (saja). Akan tetapi dengan menangisnya hati. Sungguh, ada seseorang yang terkadang kedua matanya menangis sementara hatinya mengeras. Karena tangisan seorang munafik adalah dengan kepalanya bukan dengan hatinya."